Cari Blog Ini

Jumat, 15 Mei 2009

Spalletti paling berpeluang tukangi Juve?


May 16, 2009 by admin

Kans melihat Marcello Lippi atau Gianpiero Gasperini menukangi Juventus musim depan mengecil, seiring "penolakan" kedua allenatore itu. Peluang dimiliki Luciano Spaletti.

Musim ini, Juventus praktis tanpa gelar. Selain itu, penampilan mereka juga tidak memuaskan.

Akibat dari itu, manajemen menyatakan bahwa posisi pelatih Claudio Ranieri "aman hingga akhir musim". Untuk musim baru, Juve memilih untuk melihat situasi dan kondisi.

Santer diberitakan, Ranieri musim depan sudah tidak lagi menangani Juve. Nama pelatih tim nasional Italia Marcello Lippi dan allenatore Genoa Gianpiero Gasperini mencuat.

Dalam perkembangan selanjutnya, kedua pria itu mengeluarkan pernyataan yang bernada "menolak" Juventus.

"Saya tidak lagi melatih klub. Hal yang mungkin adalah saya akan melakukan sesuatu dengan sepak bola di masa depan. Mimpi saya tetaplah menjadi pelatih tim nasional Italia," ujar Lippi yang juga pernah menukangi Juventus itu dilansir dari Goal.

Bagaimana dengan Gasperini? "Tujuan saya adalah tetap tinggal di Genoa. Sungguh menyenangnkan bekerja di klub ini. Memasuki tahun ketiga, kami sudah melakukan langkah besar, membangun dasar untuk berkembang dan meraih hasil yang lebih baik," ujarnya seperti kepada kantor berita AGI, dikutip dari Goal.

"Saya akan menemui presiden klub. Baik saya atau pun dari pihak klub memiliki keinginan agar kerjasama ini dilanjutkan. Ini bukan masalah tentang kontrak baru, namun saya ingin persetujuan dan kejelasan soal program-program dan sasaran tim ini di masa depan," tukas pelatih berusia 51 tahun ini.

Peluang ada di Luciano Spalletti. Belum ada kejelasan memang, namun pelatih yang kini masih menukangi AS Roma ini menyatakan bahwa masa depan dirinya tidak bergantung pada klub.

"Masa depan saya bergantung pada saya sepenuhnya. Saya akan berbicara dengan klub tentang apa yang saya inginkan bila saya ingin tinggal. Yang jelas, sungguh berbahaya bila masalah ini dibiarkan berkembang di media," ujar Spalletti pada Channel4.

Juve ikutan buru Tevez?


May 16, 2009 by bola

Satu lagi klub yang berminat untuk meminang bomber tajam Carlos Tevez dari Manchester United. Klub itu adalah Juventus yang menyatakan siap bersaing dapatkan bomber asal Argentina itu.

Seperti diketahui, masa peminjaman Tevez di Setan Merah pada musim akan berakhir.

Meski begitu, manajemen Man-United belum menawarkan kontrak baru kepada mantan bomber West Ham United dan Corinthians itu.

Sebenarnya, pelatih United Sir Alex Ferguson berminat mempertahankan Tevez. Namun, pertandingan funal Liga Champions, sepertinya akan menjadi partai terakhir bomber 25 tahun itu membela Setan Merah, demikian diberitakan Tuttosport (Tuttosport dikenal sebagai harian olahraga pro Juventus, red).

Hingga kini Tevez masih dimiliki Media Sport Investments (MSI). Namun, Juventus harus mengeluarkan dana sebesar 30 juta poundsterling untuk mendatangkan Carlitos ke Turin.

Meskipun harga yang ditawarkan cukup tinggi, namun manajemen Si Nyonya Besar sudah memikirkan untuk mendatangkannya. Tuttosport menilai Juve akan mencoba keberuntungan untuk meminang Tevez.

Kendati demikian, Juve tidak akan mudah mendapatkan tanda tangan Tevez. Beberapa tim besar seperti AC Milan, Inter Milan, Manchester City, Liverpool, dan Real Madrid juga telah menyatakan minat kepadanya.

Selain itu, Tevez juga sudah menyatakan ingin tetap bermain di pentas Premier League pada musim depan. Mampukah manajemen Juve membujuknya untuk bergabung di Turin?

Tiket tur MU sudah laris 65 persen


May 16, 2009 by bola

Manchester United

Sebanyak 65 persen dari 65 ribu tiket tur MU ke Jakarta yang akan melakukan laga eksibisi melawan Tim Indonesia All Star pada 20 Juli di Stadion Utama GBK, sudah terjual.

Artinya, tiket yang tersedia hanya tinggal sekitar 22.000 saja.

"Kami mencetak 65 ribu tiket. Sebanyak 65 persen tiket sudah dipesan," kata penyelenggara tur, Herman Ago, didampingi Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid di Jakarta, Jumat (15/5).

Menurut dia, tiket yang sudah terjual itu diprioritaskan untuk empat perusahaan mitra yang mendatangkan MU itu. Ia menambahkan, sisanya akan dilempar ke perorangan dengan cara memesan ke penyelenggara. "Kami akan menjual pada 1 Juni mendatang," katanya.

MU akan melaksanakan empat kali laga dalam tur Asia 2009, Di Kuala Lumpur pada 18 Juli, di Jakarta pada 20 Juli, di Seoul pada 24 Juli dan ke Cina pada 26 Juli.

MU ke Jakarta merupakan yang keduakalinya setelah 34 tahun lalu. MU yang didirikan 1878 ini terakhir merebut juara Piala Dunia Antarklub 2008.

Sementara itu, PSSI menggelar poling untuk menentukan manajer, pelatih dan pemain yang masuk tim Indonesia All Star untuk melawan tim MU yang ditangani Sir Alex Fergusson ini.

Materi para pemain Indonesia All Star, menurut Nurdin Halid, sepenuhnya hasil pilihan masyarakat.

Paket poling SMS ke nomor 9788 untuk menentukan para pemain tim bintang tim Indonesia All Star. Pemenang akan berhak atas hadiah grand prize dua buah mobil, 22 tiket VVIP, 200 tiket VIP, serta menginap di hotel dan uang saku.

Dunia Gempar Ikan Purba Tangkapan Yustinus


Kompas - Jumat, Mei 15

MANADO, JUMAT - Dua nelayan asal Malalayang, Manado, Yustinus Lahama dan Delfie, tidak menyangka ikan hasil tangkapannya pada 19 Mei 2007 di perairan Teluk Manado, cukup menggegerkan dunia.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, ikan yang diketahui para ilmuwan dunia itu, sejenis "Latimeria menadoensis" atau Coelacanth, merupakan ikan purba yang sebenarnya sudah dianggap punah sejak 65 juta tahun lalu.

Sekarang ikan tersebut telah dipajang dan membuat gempar peserta dari berbagai negara yang ikut dalam ajang World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, 11-15 Mei 2009.

Yustinus mengatakan, ikan purba tersebut ditangkap ketika tersangkut kail miliknya. Ketika ditarik nampak seekor ikan dengan panjang kurang lebih satu meter dan berat berkisar 30 Kg disertai bintik-bintik putih.

Ikan itu didapat pada kedalaman laut sekitar 105 meter, di pantai Malalayang, pada pukul 08.00 Wita, 19 Mei lalu. "Meski tergolong besar, namun ikan tersebut tampaknya tidak melakukan perlawanan lagi ketika diseret hingga ke dalam perahu," katanya, mengisahkan penangkapan itu.

Menurut data berbagai sumber, Coelacanth diartikan sebagai "duri yang berongga" berdasarkan kata Yunani coelia, "berongga" dan acanthos, "duri". Ini merujuk pada fisiknya yang berduri pada sirip yang berongga.

Coelacanth adalah ikan yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu, sampai sebuah spesimen ditemukan di Timur Afrika Selatan, di perairan Sungai Chalumna tahun 1938.

Namun, sejak itu Coelacanth ditemukan di Komoro, perairan Pulau Manado Tua di Sulawesi, negara Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan Taman Llaut St Lucia di Afrika Selatan.

Di Indonesia, khususnya di sekitar Manado, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut. Coelacanth terdiri dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Sampai saat ini, telah ada dua spesies hidup Coelacanth yang ditemukan yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis.

"Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir masa Cretaceous, sekitar 65 juta tahun yang silam," kata Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsrat Manado, Prof KWA Masengie.

Menurut dia, ada seorang iktiologis (ahli ikan), Dr JLB Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939.

Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan itu.

Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 meter.

Di luar kepulauan itu, sampai tahun 1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambik, Madagaskar dan juga Afrika Selatan. Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama.

Pada tahun 1998, enam puluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup Coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.

Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan purba itu secara fisik mirip Coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya.

Ketika ikan itu ditangkap dengan jenis yang lain oleh dua nelayan di Manado, informasinya langsung menghebohkan warga hingga ke telinga Gubernur Sulut, SH Sarundajang. Gubernur Sulut SH Sarundajang selaku penggagas pelaksana WOC, langsung mencari ikan tersebut dengan mengundang sejumlah peneliti dari berbagai akademisi, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ikan tersebut langsung diamankan di Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, disimpan di "cold storage", agar bisa terus bertahan hingga pelaksanaan WOC dan kepentingan ilmiah.

Manado Ocean Declaration (MOD) sudah disepakati pada WOC yang diikuti ribuan peserta dari 80 lebih negara di Manado, serta telah mencatat sejarah tentang penyelamatan laut dan konservasinya.

Namun, keberadaan ikan purba yang ternyata masih berada di perairan di dunia ini tetap mencuatkan ide, agar Coelacanth jadi maskot WOC.

Koordinator Media Center WOC Roy Tumiwa di Manado, mengatakan, ikan purba itu sudah dijadikan bahan diskusi di tingkat pemerintah dan stakeholder kelautan.

Keberhasilan menyelenggarakan WOC telah menjadikan Kota Manado terkenal ke berbagai penjuru dunia. Namun, akan lebih terkenal lagi, bila ikan purba coelancanth kelak dijadikan maskot WOC.