Cari Blog Ini

Senin, 23 November 2009

Konser November "Pohon Untuk Kehidupan"

Konser November "Pohon Untuk Kehidupan"

Oleh: Andri Oktavia, Djoko Prayogi, Teguh S

Konser Bulanan Iwan Fals & Band bertema ”Pohon Kehidupan”, Sabtu (14/11) di Leuwinanggung berlangsung semarak. Konser yang diadakan di musim penghujan itu, tak menyurutkan antusias ribuan fans Iwan Fals yang memenuhi pelataran rumah Iwan, menyaksikan musisi idolanya beraksi di atas panggung.

Gelaran yang sarat dengan nuansa lingkungan ini, memang ditujukan untuk memperingati Hari Pohon, yang jatuh pada tanggal 21 November, serta juga untuk merayakan Hari Guru di tanggal 25 November..

Disamping ingin mengambil peran dalam menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan, terlihat Iwan juga tampak ingin menghormati para aktivis Greenpeace yang hadir di konser tersebut. Itu mengapa diatas panggung Iwan Fals tampak mengenakan kaos bertuliskan Greenpeace dengan slogan tentang stop penghancuran hutan dan iklim.

Greenpeace sendiri tampak membuka tenda informasi sekaligus untuk mengumpulkan petisi dari para pengunjung konser untuk mengatakan CUKUP kepada penghancuran hutan pada umumnya, hutan gambut, dan perubahan iklim. Setelah setiap partisipan mengisi petisi tersebut, Greenpeace memberikan pita hijau untuk disematkan di tangan partisipan, sebagai tanda telah ikut mendukung petisi.

Sementara itu di penampilannya, sore yang diselimuti mendung, Iwan Fals & Band membawakan lagu-lagunya, seperti Doa Dalam Sunyi, Untuk Bram, Kuli Jalan, Koran, Ini Bukan Mimpi, Pohon Untuk Kehidupan, dan KaSaCiMa.

Lagu-lagu tersebut tentunya membawa suasana menjadi ”hangat”. Terlebih dendang tersebut cukup fasih dinyanyikan oleh para fans Iwan yang sudah hadir di arena konser semenjak siang hari.

Selanjutnya, Iwan tampak memanggil bintang tamu sore itu. Kejutan tampak menyertai Ikke Nurjanah, biduan dangdut yang naik ke atas panggung sebagai bintang tamu konser kali ini.

Senyum Ikke yang mengembang ketika hadir di atas panggung jadi nuansa berbeda sore itu. Benar saja, lantas suasana jadi meriah. Irama dangdut yang didendangkan sontak menyulut keriangan fans Iwan, hingga mereka tak ragu untuk bergoyang dangdutan, goyang yang belum pernah terlihat di pergelaran konser bulanan yang digelar selama setahun ini.

Tiga buah lagu, didendangkan oleh Ikke Nurjanah. Lagu-lagu tersebut, Darah Muda, Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu, dan Terlena. Lagu tersebut dibawakan berkolabarasi antara Iwan dan Ikke.

Acara terus bergulir. Setelah Ikke Nurjanah turun dari panggung, Iwan menyambut sore yang terus bergulir dengan tembang Kereta Tua, Oemar Bakrie, Robot Bernyawa, Bunga Trotoar dan Mamafia. Penonton yang sudah mulai lelah berdiri, sebagian tampak duduk sembari koor, meski sebagian lainnya tetap berdiri.

Beberapa fans fanatik Iwan tampak berjoget dan berjingkrak, mereka terlihat makin bersemangat. Apalagi gitaris Iwan, Totok Tewel, tampak melakukan aksi yang cukup atraktif, mungkin karena lagu-lagu tersebut beberapa diantaranya bertempo cepat.

Bahkan nuansa musik yang ”keras” di beberapa lagu tersebut sanggup mengantarkan penonton hingga bercucuran keringat, dan bertelanjang dada, meski sore itu terbilang cukup dingin suhunya.

Kejutan demi kejutan yang diberikan Tiga Rambu lewat suguhan musik maupun musisi di konser November ini kembali terjadi. Bintang tamu yang oleh sebagian fans Iwan lama ditunggu kehadirannya lantas naik panggung. Mereka, grup musik Bunga, ikut menyemarakkan konser ini sebagai salah satu bintang tamu.

Band yang sempat tenar dengan tembangnya yang berjudul Kasih Jangan Kau Pergi, tampil memukau fans Iwan Fals yang punya ikatan emosi. Karena dulunya Putra Iwan Fals, Alm. Galang Rambu Anarki sempat tergabung di band ini.

Bahkan, sesudah penampilannya terlihat beberapa personil Bunga menyempatkan menyekar ke makam Alm. Galang, yang terletak di pelataran rumah Iwan.

Tak ingin menyia-nyiakan kerinduan fans Iwan terhadap mereka, begitupun sebaliknya, Bunga langsung mendendangkan Kasih Jangan Kau Pergi.

Lagu yang sangat romantis itu memberi warna berbeda konser sore itu. Lagu yang sempat melambungkan nama Bunga itu, dilantunkan Tony, sang vokalis diiringi koor dari seluruh fans Iwan.

Lantas sebuah lagu lagi, Samsara, didendangkan Bunga bersama Iwan Fals. Sesudahnya Iwan tampak membawakan dendang Lagu Buat Penyaksi dan Tanam Siram Tanam, yang bernuansa lingkungan.

Usai gelaran, Nail, salah seorang personil Bunga tampak tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Baginya, tampil sepanggung dengan Iwan Fals, ayah sahabatnya Alm. Galang jadi impian yang lama disimpan oleh band-nya. ”Kami sangat senang dan bergembira, tampil bersama Om Iwan, karena ini mimpi kami sejak lama,” urainya kepada iwanfals.co.id.

Impian tersebut, bahkan menurutnya sudah ada semenjak Alm. Galang masih di Bunga. Hebatnya kesan tampil dengan Iwan Fals bagi Nail, melebihi kesan dari pertunjukkan Bunga dimanapun selama ini.

Nail, serta beberapa orang rekannya juga berharap, agar Iwan Fals terus menuai kesuksesan, berbahagia di dunia dan akherat, serta menjadi haji yang mabrur, usai beribadah haji nanti.

Di kesempatan lain, Ari Rostika Utami, aktivis Greenpeace yang ditemui iwanfals.co.id, juga mengaku salut dan senang akan keperdulian Iwan yang menyuarakan pentingnya penyelamatan lingkungan di kegiatan dan konsernya.

Dia bahkan menyatakan bagi Greenpeace, sosok Iwan adalah pionir, yang diharapkannya akan mampu menularkan kampanye penyelamatan lingkungan lewat karya dan komunitas musisi.

Sementara itu, beberapa fans Iwan yang ditemui juga menyatakan kegembiraannya. Bagi mereka penampilan Iwan Fals & Band, sore itu begitu memberi kesan mendalam. Mungkin karena sesudahnya Iwan dan istrinya, Rosana, akan berangkat haji.

Pendapat tersebut setidaknya seperti yang disampaikan oleh Hadi Agus (20) Asal Ciganjur Jaksel dan Abdul Rouf (18) Asal Bogor. Terlebih sore itu, Iwan Fals membawa pesan lingkungan yang penting, dan selama ini banyak terpinggirkan oleh masalah-masalah lainnya.

Jika Hadi merasa sangat apresiatif dengan hadirnya Bunga pada sore itu, berbeda dengan Abdul Rouf yang justru apresiatif pada Ikke Nurjanah. Meski, mereka sepaham, kian hari bintang tamu yang dihadirkan oleh Iwan Fals semakin mengundang penasaran, dan makin bagus.

Keduanya juga berharap, agar Iwan Fals terus berkarya dengan lagu-lagu yang tetap bermutu, terutama lagu-lagu yang bisa membawa optimisme dan menumbuhkan jiwa positif.

Lantas mereka menitipkan salam sembari mendoa, agar Iwan Fals dan Rosana, sehat dan selamat kembali ke tanah air usai menjalankan ibadah hajinya. ”Selamat pergi haji Bang Iwan, semoga selamat kembali dan mabrur,” urai keduanya.

Selain penggemar Iwan yang tergabung dalam Oi maupun Fals Mania, konser hari ini juga disemarakkan dengan hadirnya Red Community. Ini bukan komunitas pecinta bola, tetapi ini adalah komunitas bikers yang didukung oleh Telkomsel. Lebih dari 300 orang dari komunitas ini hadir di konser bulanan Iwan kali ini.

Sementara itu, di barisan bangku VIP, terlihat beberapa pemeran film Serigala Terakhir. Diantaranya adalah Vino G Bastian dan Fathir Muchtar. Mereka terlihat sangat menikmati lagu-lagu yang dibawakan oleh Iwan sore itu. Setelah acara berakhir, para pemeran Serigala Terakhir tidak menyia-nyiakan kesempatan berfoto bersama Iwan.

Kepada iwanfals.co.id, Vino dan Fathir menyatakan kalau Iwan Fals, bukan sekedar penyanyi. ”Iwan Fals adalah pejuang. Dialah orang yang bisa mengerti keadaan masyarakat. Lagu-lagunya dari dulu sampai saat ini tetap tajam terhadap kritik sosial,” ujar Vino.

”Saya setuju dengan apa yang dikatakan Vino. Iwan Fals adalah seorang pejuang. Lewat lagunya ia memperjuangkan hak-hak rakyat. Kalau pemerintah mau negara ini maju, seharusnya para pejabat mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals. Dan saya setuju dengan Iwan Fals, yang saat ini memperjuangkan masalah alam. Karena, semua bencana yang terjadi, dikarenakan kita sudah tidak peduli lagi dengan alam,” tambah Fathir.

Setelah beristirahat sebentar, Iwan Fals, bersama Ikke Nurjanah dan band Bunga, mengadakan jumpa pers. Dalam jumpa pers, Iwan terus-terusan berpesan betapa pentingnya menaman. ”Karena hanya itu yang bisa kita lakukan untuk menjaga alam ini,” ujarnya. Dan akhirnya, Iwan meminta kelapangan semua pihak untuk memafkan segala kesalahannya dan istrinya, Rosana, sebelum menjalankan ibadah haji, seraya mengakhiri konferensi pers.