Terlewati waktu dan kian berlalu, aku ternyata belum bisa menjadi yang terbaik seperti harapanmu. Sampai detik ini anakmu masih tertati-tati menapaki kerikil-kerikil tajam yang tiap waktu menghujam langkahku. Terkadang kesabaranku pun habis dalam melewati rintang waktu yang terasa begitu lama ini. Ternyata hitam putih kehidupan ini semakin getir terasa, terkadang hanya senyum ketir yang selalu menghiasi hariku walau terkadang hati kecilku menjerit. Tak ada yang bisa dibanggakan dari diri anakmu ini, anakmu masih seperti yang dulu dan masih bisa menangis bila mengingatmu yang kini telah telah damai di sisi Tuhan.
Tak pernah lelah aku menghadapi semua ini dan berharap waktu bisa menyelamatkan hidupku. walau getir karena sang waktu selalu menagih janji itu yang tak pernah kunjung datang dalam hidupku, tapi satu keyakinan waktu itu akan tiba dan aku tak akan pernah ada lagi dalam satu irama yang sama seperti ini selamanya. Aku bosan, Aku cape, Aku lelah, Aku muak dengan irama ini.
Cari Blog Ini
Kamis, 28 Januari 2010
Minggu, 17 Januari 2010
SURAT KEPADA MABUK
Cinta, aku simpan mabukmu dalam botol
Dan aku layarkan ke samudra hati
Aku mengerti bahwa kau kecewa
Setelah kau reguk bergalon air mata
Atas cinta yang sungsang ini
Atas hati yang terlantar
Atas waktu yang terbuang percuma
Atas nama cinta juga
Kita tinggalkan kebersamaan yang semu ini
Sebab sebenarnyalah
Kita telah punya penjara masing-masing
Cinta, hidup memang membuat kita rajin tak berdaya
Atas takdir, masa lalu yang terlambat datang
Selalu kita sesali pilihan-pilihan hidup
Dan kita harus setia mereguknya
Cinta, kau hanya mabuk sesaat
Hanya memerlukan angin semilir, bertiup di degupmu
Dan kembali tersadar
Bahwa hidup harus dilanjutkan
Selama Tuhan mengijinkan
Aku rasa
Akupun begitu
Hanya perlu sedikit udara sejuk
Cinta, marilah kita terus mabuk
Karena mabuk dan tak mabuk
Aku tak merasakan bedanya
Salam mabuk
Dari seseorang yang hampir tak mampu hidup tanpa mabukmu
Dan aku layarkan ke samudra hati
Aku mengerti bahwa kau kecewa
Setelah kau reguk bergalon air mata
Atas cinta yang sungsang ini
Atas hati yang terlantar
Atas waktu yang terbuang percuma
Atas nama cinta juga
Kita tinggalkan kebersamaan yang semu ini
Sebab sebenarnyalah
Kita telah punya penjara masing-masing
Cinta, hidup memang membuat kita rajin tak berdaya
Atas takdir, masa lalu yang terlambat datang
Selalu kita sesali pilihan-pilihan hidup
Dan kita harus setia mereguknya
Cinta, kau hanya mabuk sesaat
Hanya memerlukan angin semilir, bertiup di degupmu
Dan kembali tersadar
Bahwa hidup harus dilanjutkan
Selama Tuhan mengijinkan
Aku rasa
Akupun begitu
Hanya perlu sedikit udara sejuk
Cinta, marilah kita terus mabuk
Karena mabuk dan tak mabuk
Aku tak merasakan bedanya
Salam mabuk
Dari seseorang yang hampir tak mampu hidup tanpa mabukmu
Langganan:
Postingan (Atom)